Intellegen Agent dan Multiagent System

  Agen merupakan suatu teknologi baru dalam dunia rekayasa software. Kemampuan agen yang otonom, personal, mobile dan mampu bekerja sama secara terus menerus membuat para pengembang software memanfaatkan teknologi ini untuk aplikasi yang mempunyai lingkungan yang memiliki jenis informasi yang beragam dan tersebar di banyak lokasi .

Menurut Nwana [Nwana, 1996], konsep agent sudah dikenal lama dalam bidang AI, tepatnya dikenalkan oleh seorang peneliti bernama Carl Hewitt [Hewitt, 1977] dengan concurrent actor model-nya pada tahun 1977. Dalam modelnya Hewitt mengemukakan teori tentang suatu obyek yang disebut actor, yang mempunyai karakteristik menguasai dirinya sendiri, interaktif, dan bisa merespon pesan yang datang dari lain obyek sejenis.

Untuk memahami konsep agen dengan lebih jelas perlu diketahui definisi agen. Ada beberapa definisi agen menurut para ahli. Pendefinisian ini didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan dalam implementasinya. Berikut ini beberapa definisi agen menurut para ahli :


Graesser [Graesser dalam Jeaning, 1998] mengemukakan
An autonomous agent is sistem situated within and part of environment that senses that environment and acts on it, over time, in pursuit of its own agenda and so as to effect what it senses in the future.

Mike Wooldridge
agent adalah sebuah sistem komputer yang mampu beradaptasi di sebuah lingkungan, dapat membuat keputusan tersendiri dalam rangka beradaptasi dengan lingkungan tersebut dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Sycara, Jennings, and Wooldridge
Agent is a computer sistem, situated in some environment, that is capable of flexible autonomus action, in order to meet design objectives. (a Roadmap of Agent Research and Development).

Shoham [Shoham dalam Jeaning 1998]
Agent as an entity whose state is viewed as consisting of mental components such as beliefs, capabilities, choices and commitments. Furthermore he states that, what makes any hardware or software component an agent is precisely the fact that one has chosen to analyze and control it in these terms, thus it is in the mind of the programmer.

Menurut Russell S dan Norvig,
agent adalah segala sesuatu yang dapat melihat atau  mengartikan atau mengetahui (perceiving) lingkungannya melalui alat sensor (sensors) dan bertindak (acting) melalui alat aktuator (actuators).

Pattie Maes,
agent adalah sistem komputasi yang ada di lingkungan yang kompleks dan dinamis. Agen dapat merasakan, beradaptasi dengan lingkungannya dan mampu melakukan sebuah tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pakar lain mendefinisikan agen [Jeaning, et al, 1998] :
Autonomous acting, domain-oriented reasoning (Sankar Virdhagriswaran, Crystaliz, Inc.), sensors and actors to the environment [Russell and Norvig, 1995], analysing the environment, have goals and tasks, act to reach goals [Maes, 1995], interpretation of dynamic conditions in the environment, problem solving, reasoning [Hayes-Roth, 1995]. Agent technology builds on the object-oriented paradigm [Baker 1998]. Agents are the logical next step of objects having own goals and autonomy. From this perspective agents are the objects that can say ‘go’ [Parunak 1998]. Agent software are programs that interact with software environment such as operating sistems, internet site, information databases, other agents etc in order to achieve certain goals [Heilmann et al. 1995]

Jadi dari pendapat beberapa pakar diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa agent adalah sebuah sistem komputer yang hidup atau ada di lingkungan tertentu, mampu beradaptasi dengan lingkungan tersebut serta dapat memilih dan membuat keputusan sendiri untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    - Setiap agen mempunyai tugas khusus untuk memecahkan masalah di bagian masing-masing, dan daya pandang yang terbatas.
    - Tidak ada sistem kontrol global.
    - Data terdistribusi pada masing-masing bagian.
Sistem ini secara tradisional mempunyai keunggulan pada bidang pemecahan masalah secara konkuren dan terdistribusi, dan juga memiliki keunggulan dalam pola-pola interaksi yang canggih. Tipe-tipe interaksi pada sistem multi agen ialah sebagai berikut [Parunak, 1998] :

    - Cooperation : bekerja sama menuju satu tujuan yang sama.
    - Coordination : mengorganisasikan aktivitas pemecahan masalah sehingga dapat bersama-sama mencapai tujuan.
    - Negotiation : mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima berbagai pihak yang terlibat.

Sistem multi agent memperluas cakupan agen cerdas setidak-tidaknya dalam dua bagian yaitu :
    - Agen user mendelegasikan tugasnya kepada agen lain dalam mencapai tujuannya
    - Agen didesain secara eksplisit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan agen lainnya.

Leave a Reply