Fitur pada Solaris

1. ZFS File System
ZFS menyajikan model penyimpan ter-pool yang secara lengkap menghilangkan konsep volume dan masalah-masalah terkaitnya seperti partisi, provisioning, lebar-pita yang terbuang dan penyimpan yang dan strdaned storage. Ribuan sistem file dapat dibuat dari pool penyimpan bersama, masing-masing sistem file mengkonsumsi hanya ruang yang dibutuhkannya saja. Lebar-pita gabungan semua perangkat di dalam pool tersedia untuk semua sistem file setiap saat. Semua metadata di disk secara dinamis dialokasikan.

ZFS menggunakan mekanisme "copy-on-write" untuk semua operasi I/O. Ini artinya, ketika dilakukan perubahan data, semua perubahan data (dan meta-data) disalin. Setelah penyalinan lengkap, perubahan yang dilakukan telah konsisten. Jika sistem mengalami kegagalan atau masalah, data orisinal masih dapat ditemukan. Ini meniadakan kebutuhan terhadap journalling/logging, dan menjalankan fsck. Untuk menjamin proteksi terhadap korupsi data, ZFS melakukan end-to-end in-memori checksumming. Checksum tidak disimpan bersama di dalam blok data, tetapi di dalam metadata yang menyimpan alamat-alamat blok data. Tentunya, metadata sendiri juga di- checksummed.

Pool ZFS dapat dibilas "scrubbed" (checksum semua data dan metadata diperiksa), ketika sedang digunakan untuk memeriksa kesalahan tersembunyi (silent errors) akibat cacat perangkat keras atau kegagalan disk. Untuk mereplikasi data, ZFS secara otomatis memperbaikai kesalahan.
"Snapshot" adalah versi hanya-dibaca dari sebuah sistem file atau volume. Volume adalah sebuah pool penyimpan-data yang terlihat sebagai perangkat block/karakter. Ketika snapshot diciptakan, tidak ada penyimpan-data yang digunakan. Selama perubahan dilakukan terhadap sistem file/volume orisinal, copy-on-write memungkinkan terjadinya perubahan tersebut, tetapi menyalin data orisinal ke snapshot. Ini menjadikan penciptaan snapshot terjadi sangat cepat. "Klon" adalah salinan dapat-ditulis sistem file atau volume. Klon tidak menggunakan penyimpan-data ketika diciptakan. Lagi, copy-on-write digunakan ketika perubahan-perubahan dilakukan terhadap orginal sistem file atau klon-nya.

ZFS backups dan restore menggunakan snapshots. Tidak ada pembatasan praktis banyaknya snapshot, file, sistem file, atribut file, direktori, perangkat, atau penyimpan data. (Terdapat limit, tetapi secara umum adalah 2**48 atau lebih). ZFS menggunakan teknik pipelining (mirip dengan CPU pipelining), caching, dan pre-fetching untuk meningkatkan parallelisme dan kinerja. Terdapat beberapa mekanisme kompresi di ZFS. Selain data, hampir semua metadata dikompresi. Hanya diperlukan 2 perintah, zfs(1M) dan zpool(1M) untuk administrasi ZFS.

2. DTrace
DTrace adalah piranti yang secara dinamis merunut aplikasi dan kernel. DTrace dapat merunut semua hal yang dilakukan oleh aplikasi, dari tingkat pengguna ke dalam kernel dan kembali ke tingkat pengguna. DTrace dirancang sehingga dapat digunakan di lingkungan produksi. Ketika DTrace secara aktif digunakan, tidak ada beban-kerja tambahan di sistem. Tidak diperlukan juga penambahan instrumentasi (kode pemograman) tertentu di perangkat lunak aplikasi atau kernel agar dapat menggunakan Dtrace.

DTrace dapat digunakan untuk :
    • Debugging : Dengan DTrace, dapat diketahui rutin-rutin apa yang sedang dipanggil, argumen dan nilai balik dari setiap fungsi-fungsinya.
    • Analisa Kinerja– Dengan DTrace, dapat diamati dimana aplikasi banyak menggunakan waktunya dan berapa lama. Digunakan untuk menggali lebih dalam dan menemukan penyebab utama masalah kinerja.
    • Observabilitas – DTrace membantu pemahaman terhadap sistem. Dapat diketahui siapa yang memanggil sebuah fungsi dan fungsi-fungsi lain apa yang dipanggil oleh satu fungsi tertentu yang sedang dipanggil.
    • Jangkauan Kode (Code Coverage) – Sebagai piranti pengetes, DTrace digunakan untuk mengetahui apakah sebuah fungsi dipanggil dan dimana.

3. Fault Management
The Fault Management framework (FMA) adalah fitur baru Solaris yang memungkinkan sistem secara aktif mencegah, mendiagnosa, dan memulihkan dari kegagalan. Administrator disajikan interaksi terbimbing ketika campur-tangan diperlukan untuk menangani kegagalan. FMA juga mencoba mengisolasi masalah sehingga kegagalan tidak mempengaruhi keseluruhan sistem. Tersedia berbagai API program penggerak perangkat untuk penanganan kegagalan.

4. Zona (Zones)
Zona mengimplementasikan sebuah abstraksi sistem operasi yang memungkinkan beberapa aplikasi berjalan secara terisolasi satu dengan lainya di perangkat keras fisik yang sama. Misalnya, sebuah sistem dapat memiliki sebuah zona pengembangan, sebuah zona pengetesan dan sebuah zona produksi. Semua zona berjalan di satu kernel. Tidak ada kernel yang terpisah untuk setiap zona. Masalah di kernel dapat mempengaruhi semua zona. Satu zona disebut zona "global". Semuanya terlihat di dalam zona global. Aplikasi yang berjalan di dalam zona tidak akan terlihat oleh aplikasi lain di zona yang lain. Misalnya, perintah ps(1) di dalam sebuah zona hanya menampilkan proses-proses di dalam zona tersebut.

Zona yang digunakan bersama fasilitas manajemen sumber daya disebut "Containers". Biasanya, istilah zona dan container dapat dipertukarkan. Manajemen sumber daya memungkinkan administrator mengontrol berbagai sumber daya terdiri dari utilisasi CPU, lebarpita jaringan, batasan proses dan thread, utilisasi memori dan utilisasi HBA. Beban-kerja untuk menjalankan aplikasi di dalam zona biasanya kurang dari 1% CPU. Zona Branded memungkinkan aplikasi yang berjalan di dalam zona memiliki lingkungan sistem operasi yang berbeda. Zona brdaned "lx" mengimplementasikan aplikasi-aplikasi linux berjalan di dalam zona.

Leave a Reply